PT STTC Salurkan 8 Ton Beras untuk Korban Bencana di Sumatera Utara

Medan  - Lintas Publik,  Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada 25 November 2025 melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara, memicu kerusakan parah pada permukiman, fasilitas umum, serta akses transportasi antarwilayah. Curah hujan ekstrem menyebabkan sungai meluap dan lereng perbukitan longsor, sehingga beberapa jembatan penghubung di pedesaan putus terbawa arus.

PT STTC Salurkan 8 Ton Beras untuk Korban Bencana di Sumatera Utara/ist
Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), daerah yang terdampak antara lain Padang Sidempuan, Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal. Sejumlah permukiman warga terisolasi akibat jalan rusak dan akses logistik yang terputus.

PT STTC Salurkan 8 Ton Beras untuk Korban Banjir dan Longsor

Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Sumatera Utara, PT STTC Pematangsiantar menyalurkan 8 ton beras untuk membantu korban bencana.

“Ada 8 ton beras yang kita bagikan dari PT STTC, baik melalui organisasi kemasyarakatan maupun melalui TNI (Kodam I/BB) sebanyak 500 sak,” ujar Kem Yam, Staf Humas PT STTC Medan, Selasa (2/11/2025). Bantuan melalui Kodam I/BB, kata dia, diterima langsung oleh Kapten Agustini.

Kem Yam menegaskan bahwa PT STTC selalu hadir dalam situasi darurat kemanusiaan di berbagai daerah, termasuk di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Sibolga, hingga Medan.

“Ini bantuan kemanusiaan. Kami berharap bantuan ini dapat meringankan saudara-saudara kita yang sedang mengalami kesulitan akibat banjir dan longsor di Sumatera Utara,” ujarnya.

PT STTC selama ini dikenal aktif terlibat dalam kegiatan kemanusiaan, termasuk penanganan bencana. Perusahaan tersebut juga memiliki armada pemadam kebakaran (Damkar) yang siaga 24 jam membantu musibah kebakaran di wilayah Pematangsiantar hingga Simalungun.

Tim Damkar PT STTC terdiri dari personel terlatih yang kerap terlibat dalam operasi penyelamatan, sehingga kontribusinya signifikan dalam membantu masyarakat di saat kondisi darurat.

Komitmen ini memperlihatkan pentingnya peran sektor swasta dalam mendukung pemerintah, terutama ketika wilayah Sumatera dilanda rangkaian bencana dalam beberapa hari terakhir.

BNPB melaporkan bahwa jumlah korban meninggal akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara terus meningkat. Hingga Senin (1/12), sebanyak 442 orang meninggal dunia, sementara 402 orang masih dinyatakan hilang.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan penambahan jumlah korban terjadi setelah tim SAR menemukan beberapa korban yang sebelumnya dilaporkan hilang.(tham.)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.