Badan Geologi Selidiki Ada 'Harta Karun Langka' di Danau Toba

Jakarta,  Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan eksplorasi 'harta karun super langka' dalam hal ini mineral Logam Tanah Jarang (LTJ) di dalam negeri.

Wisata Sejara Terjadinya Danau Toba di Huta Siallagan Samosir/Dok.Danautobacentre.com

Salah satu yang sedang disusur oleh Badan Geologi berada di Sulawesi Barat (Sulbar), Mamuju dan juga di Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut). Bahkan sebelumnya 'harta karun super langka' ini sempat diindikasikan juga berada di Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM, Hariyanto mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan eksplorasi hingga Mamuju, Sulawesi Barat. Dia menyebut, pihaknya menemukan potensi LTJ di daerah tersebut.

"Kami di Badan Geologi sedang eksplorasi Logam Tanah Jarang di Indonesia, yang kami temukan berpotensi untuk diusahakan adalah Sulawesi diMamuju, ini Logam Tanah Jarang. Kami akan coba usulkan potensi signifikan ini di Mamuju," ungkap Hariyanto kepada CNBC Indonesia dalam program 'Mining Zone', dikutip Rabu (9/8/2023).

Tak hanya di Mamuju, Hariyanto juga mengatakan saat ini tengah melakukan eksplorasi potensi LTJ di daerah brine water, khususnya di Lumpur Sidoarjo dan Danau Toba. "Kemudian kami juga beberapa waktu lalu melakukan eksplorasi di daerah di brine water seperti di Lumpur Sidoarjo, kemudian terakhir di Danau Toba terkait dengan penyelidikan Logam Tanah Jarang di tempat tersebut," tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Balai Besar Pengujian Mineral dan Batu Bara ESDM Julian Ambassadur Shiddiq menyebutkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan pemetaan awal sumber daya dan cadangan awal terkait LTJ yang ada di Indonesia.

Julian mengatakan bahwa nantinya apabila pemetaan tersebut sudah dilakukan, maka pihaknya akan membuka kesempatan lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) untuk daerah yang mengandung LTJ di Indonesia.

"ESDM saat ini masih melakukan pemetaan awal sumber daya dan cadangan awal terkait LTJ yang ada di Indonesia. Apabila proses itu sudah selesai dan kita sudah mendapatkan datanya, baru kita akan melakukan lelang wilayah izin usaha pertambangan," jelas Julian kepada CNBC Indonesia, Senin (29/5/2023).

Setelah itu, lanjut Julian, pihaknya akan menggandeng berbagai badan usaha untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya LTJ tersebut. Baru kemudian, pihaknya akan melanjutkan pada proses hilirisasi LTJ di Indonesia.

"(Nantinya akan) menggandeng badan usaha dalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi LTJ. Jadi masih lumayan panjang prosesnya sebelum kita masuk ke tahapan hilirisasi," tambahnya.

Adapun, dia juga mengatakan bahwa kebijakan pemerintah sudah jelas, yang mana nantinya sumber daya LTJ yang akan dijual harus memberikan nilai tambah kepada negara dengan tidak lagi menjual mineral mentah.

"Namun demikian, arah kebijakan Pemerintah kita jelas, setiap sumber daya alam yang dijual harus memberikan nilai tambah kepada negara dan tidak lagi menjual tanah air (bahan mentah)," tutupnya.

Potensi logam tanah jarang RI

Sebagai informasi, Mengutip buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" yang diterbitkan Badan Geologi Kementerian ESDM 2019, logam tanah jarang (LTJ) merupakan salah satu dari mineral strategis dan termasuk "critical mineral" yang terdiri dari kumpulan dari unsur-unsur scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).

Keterdapatan LTJ umumnya dijumpai dalam sebaran dengan jumlah yang tidak besar dan menyebar secara terbatas. Seperti halnya thulium (Tm) dan lutetium (Lu), kedua unsur ini merupakan dua unsur yang terkecil kelimpahannya di dalam kerak bumi, tetapi 200 kali lebih banyak dibandingkan kelimpahan emas (Au).

Meskipun demikian, unsur-unsur tersebut sangat sukar untuk ditambang karena konsentrasinya tidak cukup tinggi untuk ditambang secara ekonomis. Ketujuh belas unsur logam ini mempunyai banyak kemiripan sifat dan sering ditemukan bersama-sama dalam satu endapan secara geologi.

Sejumlah mineral yang mengandung LTJ seperti monasit, zirkon, dan xenotim, merupakan mineral ikutan dari mineral utama seperti timah, emas, bauksit, dan laterit nikel. Tidak hanya itu, ternyata logam tanah jarang juga berpotensi terdapat pada batu bara. (cnbcindonesia.com/t)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.