Misteri Kematian Sulastri di Jembatan Marjandi Simalungun, Benarkah Diperkosa Penjajah?, Ini Faktanya

Simalungun, Jembatan Sulastri atau Soelastri merupakan jembatan bekas peninggalan jaman penjajahan Belanda yang berada di PTP Nusantara IV Unit Kebun Marjandi, Kecamatan Panombeian Panei, Kabupaten Simalungun.

Dari jaman penjajahan sampai saat ini masyarakat disekitar perkebunan terus memperbincangkan keangkeran jembatan  dimana ada seorang gadis desa meninggal dilokasi jembatan itu.

Makam Sulastri di Jembatan Kebun Marjandi Kabupaten Simalungun.
Namun literasi tentang kisah Sulastri ini masih belum  lengkap, apakah benar dibunuh oleh penjajah, atau bunuh diri akibat kebiadapan para penjajah.

"Kalau ceritanya Sulastri diperkosa penjajah, dia lari dan ditemukan serta dibunuh ditempat ini. Ada juga mengatakan bahwa Sulastri bunuh diri ditempat ini. Tapi masyarakat lebih yakin Sulastri dibunuh setelah kehormatannya direngut para penjajah," unkap Seorang Laki-laki paruh baya yang namanya tidak ingin dipublikasikan menunjukkan makam Sulastri tetap dirawat didekat Jembatan itu, Jumat (28/7/2023).

Konon ceritanya, Sulastri adalah seorang kembang desa di sekitar perkebunan Marjandi, kecantikan Sulastri pun sampai ketelinga para penjajah yang bekerja diperkebunan Teh Marjandi saat itu.

Karena kecantikan parasnya, para penjajahan pun ingin memilikinya, terjadilah pemerkosa terhadap Sulastri.

Walau sudah puluhan tahun kisah meninggalnya Sulastri sampai saat ini warga memperbincangkannya, apalagi bila ada warga atau penduduk baru yang sering melintasi jembatan Sulastri, selalu terdengar adanya jembatan yang konon katanya angker.

 Sampai saat ini makam Sulastri tetap dirawat, itu dapat dilihat pihak perkebunan memagar makam dengan babmbu agar makam tetap terjaga.

Tiba-tiba Wangi Bunga Kantil

Ketika tim Media ini mengunjungi Makam Sulastri, terlihat cuaca cukup cerah, di lokasi makam terlihat ada tempat bedak yang kemasannya sudah kusam. Demikian juga dimakam yang bertuliskan Sulastri itu ada tempat minuman bayi (dot), dan sikat gigi serta sisir, dan alat-alat kecantikan lainnya

Sekitar 10 menitan tim media berada ditempat itu, sesaat tim akan beranjak pulang meninggalkan makam, seorang tim merasakan merasakan wangian bunga kantil.

"Aku tadi merasakan wangi bunga kantil, makamnya jadi wangi," kata Lindung Pangaribuan salah seorang wartawan senior dikota Siantar yang turut mengunjungi makam Sulastri.

Untuk diketahui Kebun Marjandi dulunya sejak jaman penjajahan Belanda adalah salah satu perkebunan yang memproduksi Teh, dan saat ini setelah perkebunan itu digabung ke PTP Nusantara IV, kebun Teh dialihkan menjadi lahan Kelapa Sawit. (tag/t)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.